SURABAYA – Kehidupan layaknya misteri yang tidak pernah terungkap atau teramalkan. Sebagaimana hari esok, manusia tidak akan mengetahui kejadian atau perjalanan yang akan dilalui. Hal itu yang disampaikan ustazd Zainal Arifin SPdI dalam kajian bertajuk Perjalanan yang Menyenangkan, Rabu (29/6/2022). Kajian itu digagas oleh Departemen SKM UMKI Univeristas Airlangga (UNAIR) mengundang sivitas akademika UNAIR dan masyarakat umum bertempat di Masjid Ulul Azmi Kampus MERR C.
Kajain diawali dengan penjelasan salah satu hadis yang ditulis oleh sahabat Rasulullah yang paling banyak menuliskan hadis dibandingkan sahabat yang lainnya. Hadis itu berbunyi, “Barang siapa yang menjenguk orang sakit, atau dia berziarah, mampir dan silaturahin kepada saudaranya untuk Allah, maka ada malaikat yang memanggil semoga hidupmu mundah dan perjalananmu yang menyenangkan. Dan kamu bertempat yang tinggi di surga (HR Abu Hurairah)”.
Menurut ustazd Zainal Arifin, hadis tersebut memberikan motivasi untuk saling peduli kepada sesama. Hadis tersebut juga menjelaskan keutamaan orang yang menyenguk orang sakit dan orang yang mau silaturahim kepada saudaranya. Tidak hanya itu, ustaz Zainal Arifin juga memaparkan bahwa ketika manusia memiliki kepedulian kepada sesame, malaikat tidak tinggal diam.
“Malaikat mengatakan bagi orang-orang yang menjenguk orang sakit atau berziarah dan silaturahim hanya untuk Allah SWT maka perjalanan ini hidupmu indah atau perjalanan yang menyenangkan dan Allah sudah siapkan tempat yang baik untukmu, ” ujarnya dalam kajian.
“Menjenguk orang sakit itu adalah bagian dari kepedulian kita terhadap orang lain. Islam mengajarkan kepedulian. Rasulullah mengajarkan kepada kita jika ingin imanmu sempurna maka jika ada halangan di jalan untuk disingkirkan. Islam itu mengajarkan kepedulian, ” terangnya.
Hak Seorang Muslim
Dalam kajian tersebut turut dibeberkan beberapa hak seorang muslim kepada muslim lainnya sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah. Apa saja itu? Pertama, mengucapkan salam. Jika bertemu dengan orang lain atau bertemu dengan saudara yang seiman, sebaiknya mengucapkan salam.
Kedua, memenuhi undangan. Kalau diundang datangi saudaramu yang sedang mengadakan acara. Dalam Islam sendiri turut diajarkan jika tidak bisa datang untuk memberitahukan kepada orang yang memiliki hajad. Ketiga, memberikan nasihat kalau ada orang minta nasihat.
Keempat, menjenguk orang sakit jika ada saudara muslim yang sakit atau terkena musibah. Kelima, mengurusi orang meninggal seperti halnya mensolati atau mengantarkan ke pemakaman.
Ustazd Zainal Arifin juga memaparkan bahwa kepedulian terhadap saudara seiman itu bukan saat mendapatkan kebahagiaan namun juga saat keadaan ditimpa musibah. (*)
Baca juga:
Poempida: Tidak Cukup Hanya Pintar
|
Penulis: Septiana Wulandari
Editor: Binti Q. Masruroh