BANYUWANGI – Paus sperma ditemukan mati terdampar di pesisir Banyuwangi, Senin (1/8/2022). Tim SIKIA Banyuwangi Universitas Airlangga (UNAIR) bergerak cepat menuju lokasi pada Selasa (2/8/2022). Tim turut membantu evakuasi dan identifikasi penyebab matinya paus tersebut.
Ketua tim identifikasi SIKIA Banyuwangi UNAIR Drh Aditya Yudhana MSi mengungkapkan, pihaknya melakukan identifikasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab matinya paus tersebut. Selain itu, ada sejumlah prosedur identifikasi yang dilakukan. Yakni, pengamatan eksternal, organ, dan bagian lemak di bawah lapisan kulit atau yang dikenal dengan sebutan ‘Belibis’.
“Kalau sudah dipindahkan ke daratan, kita amati anatomi eksternalnya dulu. Apakah ada luka maupun parasit yang ada di luar tubuh paus tersebut. Dan, seberapa parah kondisi luka atau parasit tersebut, ” katanya.
Kemudian, dilanjutkan dengan identifikasi rongga perut yang dibedah dan diamati kondisi organ dalamnya. Tujuannya, untuk mengetahui apakah masih dapat dilakukan pengamatan laboratorium. Namun, sambung Drh Aditya, secara primer beberapa organ yang diamati meliputi usus dan lambung untuk mengetahui secara langsung ada tidaknya kontaminasi cemaran sampah plastik.
“Selain itu, kita cek rongga dada seperti jantung dan paru-paru untuk mengetahui apakah ada penyakit bawaan yang berakibat pada kinerja jantung. Sedangkan paru-paru perihal suplai oksigen, ” ungkapnya.
Tim SIKIA Banyuwangi UNAIR melakukan identifikasi penyebab paus sperma yang mati di pesisir Banyuwangi
Tim juga menemui sejumlah tantangan saat di lapangan. Misalnya, pemilihan organ yang masih bisa diuji lebih lanjut. Terutama untuk mengetahui perubahan patologis atau kondisi abnormal paus sperma. Termasuk ada tidaknya parasit sebagai salah satu indikasi penyebab kematian paus sperma itu.
Mengenai upaya evakuasi, kepala pelaksana BPBD Kabupaten Banyuwangi Ilzam Nuzuli menjelaskan bahwa atas rekomendasi BKSDA dan dokter hewan, paus yang terdampar tersebut akan dipotong menjadi beberapa bagian. Potongan itu dijadikan sample penelitian dan identifikasi penyebab kematian. Selanjutnya, potongan itu akan dikubur. Lokasinya di pantai sekitar penemuan paus terdampar tersebut.
“Karena, tadi mau kita geser ke sebelah utara. Kapal tidak bisa megevakuasi dan sudah kita upayakan ditarik menggunakan crane juga tidak mampu. Sehingga eksekusi (identifikasi, Red) secara langsung di lokasi, ” tambahnya.
Tim SIKIA Banyuwangi UNAIR melakukan identifikasi penyebab paus sperma yang mati di pesisir Banyuwangi
Penulis : Ananda Wildhan Wahyu Pratama
Editor: Feri Fenoria