SURABAYA – Perubahan merupakan sebuah keniscayaan. Cepat atau lambat, manusia dipaksa untuk mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan tersebut. belajar untuk berkembang serta meningkatkan skil merupakan hal penting untuk diusahakan guna menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan zaman.
Hal tersebut disampaikan oleh perwakilan orang tua mahasiswa, Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Dr Nico Afinta SIK SH MH pada kegiatan Pengukuhan Mahasiswa Baru Program Studi Sarjana dan Vokasi Universitas Airlangga (UNAIR) Tahun Akademik 2022/2023. Irjen Nico merupakan orang tua dari Jovan Dewanta Natanael yang menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran UNAIR. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Kamis (18/8/2022).
“Kami juga memohon bimbingan kepada bapak rektor dan seluruh sivitas akademika, mudah-mudahan anak-anak kami nanti bisa mengikuti semua proses belajar mengajar dan harapannya nanti semuanya lulus dengan baik, ” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, ia berpesan agar mahasiswa UNAIR memiliki prinsip “MANTAP” yang merupakan akronim dari Iman, Kemauan, dan Pengetahuan. Baginya, Iman atau kepercayaan pada tuhan merupakan pondasi awal dari segala aspek kehidupan.
“Kalau misalkan sudah sekolah, terus kemudian bekerja, apakah perbuatan kita sudah benar? Maka yang membimbing kita adalah iman, ” ujar Kapolda Jawa Timur tersebut.
Setelah Iman, Nico juga menyinggung perihal kemauan dan pengetahuan. Dalam paparannya, kemauan menjadi kunci untuk terus menggelorakan semangat berjuang walau dihadapi dengan tantangan yang besar. Kemauan akan menjadi pemantik ketika diri mulai menyerah.
“Nanti kalau sudah lulus, adik-adik akan dihadapkan dengan berbagai persoalan. Maka kemampuan seseorang akan dilihat dari apakah ia benar, apakah dia rajin, dan apakah dia pandai, ” tambahnya.
Selain itu, bermodal iman, kemauan, dan pengetahuan, seseorang dapat mengasah kemampuannya dalam menyelesaikan permasalahan atau problem solving. Menurutnya, kemampuan tersebut merupakan salah satu kemampuan yang penting agar dapat menggapai kesuksesan.
Pada akhir, ia berpesan bahwa banyak ujian yang sedang dihadapi bangsa. Diantaranya, isu radikalisme, SARA, hingga intoleransi. Menurutnya, mahasiswa harus mampu menjadi agen perubahan dan menjadi sinar di antara masyarakat agar isu tersebut tidak lantas menyebar. Mahasiswa diharapkan menjadi penyejuk sehingga tercapai kerukunan diantara kita.
“Betapa kuatnya filosofi Pancasila, dengan pita yang diikat dibawahnya Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu, ” tutupnya.
Sebagai tambahan, pada kegiatan tersebut, UNAIR mengukuhkan 8150 mahasiswa baru tingkat sarjana dan vokasi. Pengukuhan di pimpin oleh Rektor Universitas Airlangga, Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak CMA. Dalam pembukaannya, Rektor menyampaikan agar mahasiswa UNAIR dapat mengenal satu sama lain dan tidak menjadi pribadi yang inferior.
Penulis: Afrizal Naufal Ghani
Editor: Nuri Hermawan