SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memiliki visi sebagai kampus kewirausahaan pada 2035 menanti. Meramu strategi perealisasian kampus kewirausahaan di ITS, Departemen Manajemen Bisnis (MB) ITS mengundang Prof Jaroslaw Korpysa yang merupakan profesor pada bidang kewirausahaan dari University of Szczecin untuk menyampaikan maksud dan strategi dalam mencapai kampus kewirausahaan.
Jaroslaw membuka paparannya dengan definisi kampus kewirausahaan yang merupakan kampus yang mendorong sivitas akademika ITS dalam menciptakan kesempatan serta inovasi baru. Dalam penyampaiannya, kampus kewirausahaan dapat menjadi salah satu faktor peningkatan tingkat kewirausahaan di sebuah negara. Di mana kampus berperan dalam melahirkan praktisi maupun akademisi yang berjiwa kewirausahaan dan inovatif. “Para tokoh tersebut nantinya akan berkontribusi sesuai kategori-kategori yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk melesat jauh di peringkat tersebut, ” paparnya.
Direktur Program Pascasarjana University of Szczecin ini, Sabtu (6/8/2022) menjelaskan bahwa terdapat lima kunci utama dalam realisasi kampus kewirausahaan dan beberapa diantaranya secara tidak langsung telah terlihat pada ITS. Lebih jelasnya, ia menuturkan bahwa kunci utama yang adalah adanya memiliki wadah berupa inkubator bisnis hingga kawasan sains teknologi (KST) yang dapat digunakan oleh mahasiswa dan dosen untuk berkarya. Selain itu, jaringan telekomunikasi hingga administrasi harus didukung oleh sistem yang mutakhir dan mudah dipahami oleh seluruh sivitas akademika kampus.
Berkaca pada penyampaian tersebut, ITS dinilai telah mengimplementasikan beberapa langkah-langkah tersebut. Implementasi tersebut berupa KST ITS yang siap menampung karya dan inovasi mahasiswa maupun dosen, sistem integrasi MyITS yang mempermudah mahasiswa dalam pembelajaran di kampus, dan berbagai implementasi lainnya. “ITS telah menunjukkan kesigapan mereka untuk melangkah lebih maju melalui implementasi tersebut, ” komentar pria yang akrab disapa Jarek ini.
Disamping dua poin di atas, Jarek menambah tiga kunci utama lainnya yang turut penting dalam realisasi kampus kewirausahaan. Poin penting ketiga adalah kepemimpinan suatu kampus yang harus menonjolkan aktor-aktor yang memiliki kualifikasi dan orientasi pada kewirausahaan. Selain itu, pengarus utamaan isu kewirausahaan dalam kebijakan suatu kampus dan pembentukan kultur kewirausahaan di level institut, departemen, hingga individu juga penting untuk diperhatikan.
Tabel data The World’s Most Entrepreneurial Countries pada 2021 menurut CEOWORLD Magazine yang disampaikan pada presentasi Prof Jaroslaw Korpysa
Lanjutnya, Jarek menyebutkan bahwa Indonesia pada 2021 telah menduduki The World’s Most Entrepreneurial Countries pada posisi 45 di seluruh dunia berdasarkan CEOWORLD Magazine. Fakta menariknya, meski berada pada posisi ke-45 namun Indonesia memiliki nilai pada bidang kompetitif, inovatif, dan keterbukaan pada bisnis yang melampaui negara pada peringkat pertama, yakni Amerika Serikat. “Sehingga, Indonesia memiliki potensi besar untuk melesat lebih jauh pada setiap bidangnya, ” ucapnya.
Dosen dengan bidang minat kewirausahaan tersebut membeberkan, Quacquarelli Symonds (QS) World University Ranking menyatakan bahwa Harvard University, Amerika Serikat menduduki peringkat pertama dalam kategori The Most Entrepreneurial University 2021 dengan nilai total 97. Sehingga dari perbandingan tersebut, ITS masih memiliki perjalanan yang panjang untuk memperoleh gelar kampus kewirausahaan.
Tak hanya itu, Jarek mendorong para mahasiswa ITS untuk menanamkan sikap intrapreneur kepada diri mereka sendiri. Di mana intrapreneur sendiri memiliki makna yakni sikap yang menanamkan seseorang untuk berperilaku seperti wirausahawan, namun bekerja di bawah naungan suatu organisasi. “Saya sangat merekomendasi untuk para mahasiswa menanamkan sikap tersebut, ” tuturnya.
Baca juga:
UB dan Densus 88 Deklarasi Anti Radikalisme
|
Prof Jaroslaw Korpysa menjelaskan pentingnya peran kewirausahaan dalam suatu universitas maupun institut
Menutup sesi materi, Jarek berharap, ITS kedepannya harus memiliki semangat juang yang tinggi dalam mencapai status kampus kewirausahaan. Ia juga mengekspresikan rasa bangganya kepada ITS atas antusiasmenya dalam berupaya meningkatkan kualitas segala aspek yang mereka miliki. “Masa depan dimulai hari ini, bukan hari esok, ” pungkasnya memotivasi. (*)
Reporter: Bima Surya Samudra
Redaktur: Gita Rama Mahardhika