SURABAYA - Sebanyak 1379 lulusan Universitas Brawijaya (UB) mengikuti wisuda secara luring atau tatap muka di gedung Samantha Krida. Prosesi yang dilaksanakan di Gedung Samantha Krida di bagi menjadi dua gelombang, Hari pertama Sabtu (6/7/2022) sebanyak 743 wisudawan. Sedangkan hari kedua Minggu (7/8/2022) sebanyak 636 wisudawan
Sekretaris Direktorat Administrasi dan Layanan Akademik Heri Prawoto Widodo, S.Sos., M.A.B menuturkan, keputusan ini diambil dengan memperhatikan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa Timur, serta berpedoman pada Surat Edaran Rektor Nomor 7636/UN10/TU/2022 tentang Perkuliahan Tahun Akademik 2022/2023 diselenggarakan secara Luring/Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Berpedoman pada Surat Edaran tersebut, dan melihat kondisi pandemi Covid-19 yang sudah terkendali, serta capaian vaksinasi yang sudah hampir menyeluruh, maka UB memutuskan wisuda dilakukan secara luring, meskipun baru diikuti 70 persen dari jumlah kapasitas, karena ini masih masa transisi, ” katanya.
Gelaran wisuda luring yang pertama kali dilaksanakan UB setelah pandemi tidak lantas membuat lupa akan protokol kesehatan.
Perwakilan tim kesehatan dr. Fida Rahmayanti, MMRS., mengatakan keputusan UB untuk mengadakan wisuda secara luring pasti berdasarkan masukan dari beberapa pihak terutama untuk penerapan protokol kesehatannya.
“Lokasi pelaksanaan wisuda sebelumnya sudah ditinjau terlebih dahulu seperti ventilasi dan sirkulasi udara. Gedung Samantha Krida mempunyai ventilasi udara yang bagus karena ruangannya luas, atap tinggi, banyak jendela dan pintu” katanya.
Selain itu, sebelum masuk ke dalam gedung ada himbauan untuk melakukan scan barcode. Menurutnya, scan barcode tersebut harus benar-benar diterapkan dan dipastikan berwarna hijau yang artinya saat itu sedang tidak terkonfirmasi COVID-19.
Selain mempersiapkan ruangan, dr. Fida mengimbau untuk tetap menjaga jarak dan tetap memakai masker.
Salah satu wisudawan Alifah Davida menyampaikan rasa senangnya mengikuti wisuda luring setelah tertunda dua tahun.
“Sebenarnya dua tahun lalu sudah mau wisuda tetapi tiba-tiba batal karena pandemi Covid-19, sehingga harus ikut wisuda online. Tetapi kampus memberikan opsi penundaan wisuda, jadi saya memutuskan untuk menunda supaya bisa mengikuti wisuda secara luring, ” ujar mahasiswi asal Jombang ini.
Sambil menunggu momen untuk bisa mengikuti wisuda secara luring, mahasiswa jurusan Public Relations Vokasi ini mengisi waktu dengan menjadi student employee di Humas Rektorat UB.
“Senang dan bersyukur sekali dalam momen penantian wisuda offline ini saya sudah mendapatkan pengalaman kerja, juga sebagai pelipur sedih wisuda yang tertunda, ” pungkasnya. (MITA & OKY/Humas Ub).